Tampilkan postingan dengan label 7 Cakra Mayor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 7 Cakra Mayor. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Agustus 2015

Cakra Mahkota atau Sahasrara Padma (Siwadrawa)

Cakra Mahkota atau Sahasrara Padma (Siwadrawa)

merupakan cakra yang terletak di ubun-ubun kepala.


Pemahaman Cakra Mahkota atau Sahasrara Padma (Siwadrawa)

Di atas Ajna-cakra bersembunyi sebuah cakra rahasia disebut manas-cakra. Cakra ini seperti kembang padma bertaun bunga enam helai, yaitu tempat duduknya sabda-jnana, sparsa-jnana, rupa-jnana, agrano-palabdhi, rasopabhoga, dan svapna atau daya kemampuan untuk mendengar, rasa sentuhan, pengelihatan, penciuman, rasa kecap dan tidur atau ketiadaan semuanya itu. Di atas ini terdapat lagi cakra tersembunyi yang disebut Soma-cakra. Cakra ini berdaun bunga enam belas, yang juga disebut enam belas kala. Kala-kala ini disebut kripa (pengampunan), mriduta (kelembutan), dairya (kesabaran, pengendalian prilaku), vairagya (tanpa nafsu), driti (keteguhan, ketetapan hati), sampat (kemakmuran), hasya (kegembiraan), romancha (terharu), vinaya (rasa memiliki, kerendahan hati), dhyana (meditasi), sustirata (kediaman, ketentraman, berdiam diri), gambirya (bobot), udyama (usaha, bisnis), aksobha (tanpa emosi),audarya (kebesaran), dan ekagatra (konsentrasi). Diatas cakra ini terdapat niralamba-putri (padma anglayang, rumah tanpa penunjang) yang oleh para yogi disana itu dilihat kegemilangan Isvara. Di atas inilah terlihat pranava itu bersinar seperti api dan diatasnya itu terlihat kepingan bulan sabit yang putih yaitu nada, dan diatasnya ini terdapat titik terakhir vindu. Disana itulah terlihat adanya kembang padma putih berdaun bunga dua belas dengan permukaan mengarah (sudha-sagara) dengan pulau batu permata (minidvipa), tempat pemujaan terbuat dari batu permata (manipitha), terdapat tiga lecutan cemerlang a, ka, tha dan disana terdapat Nada dan Vindu. Pada Nada dan Vindu sebagai altar, bersinggasana disana laramahangsa dan ini menyangga kaki Guru : disanalah guru dari semua dan segalanya harus direnungkan. Tubuh hangsa diatas mana kaki guru itu menjejak, tidak lain dari pada jnana-maya, kedua sayapnya adalah Agama dan Nigama, kedua kakinya Siva dan Sakti, paruhnya Pranava, mata dan kerongkongannya kama kala.

Dekat sekali dengan Shasrana Padma ialah garis seperenam belas bagian dari bulan, yang dinamakan ama-kala, yang warnanya merah jernih dan berkilat-kilat seperti bajra. Didalam itulah terdapat lengkung nirvanakala bersinar bagaikan Surya dan lebih lembut dari sehelai rambut dibagi seribu. Di dekat nirvikala terdapat parama-nirvana-sakti, lembut tak terhingga, cemerlang bagaikan surya, pencipta tattva-jnana. Di atasnya itu Vindu dan Visarga-Sakti, pangkal mula dan tempat semua bentuk kebahagiaan abadi (ananda).

Sahasrara-Padma, kembang padma berdaun bunga seribu, memiliki semua jenis warna tergantung dengan muka menghadap kebawah dari Brahma-randra di atas semua cakra. Iniklah mandala bagi penyebab pertama (Brahma Loka), penyebab dari enam penyebab berikutnya. Di dalam surya yang agung, baik secara kosmis maupun secara diri pribadi, di dalam kecermerlangannya itu terdapat Parama-Siva dan Adyasakti. Daya-daya kemampuannya ialah vacaka-sakti atau saguna-brahman, yang di dalam dirinya terdapat level-level kesadaran. Parama Siva mewujudkan diri sebagai Akasa yang agung (Paramakasa-rupi), sebagai atma yang agung (Paramatma), sebagai matahari di alam kegelapan dan kebodohan. Pada masing-masing daun bunga terdapat aemua aksara; dan apakah sudah ada di cakra-cakra yang lebih rendah atau di alam semesta (Brahman) semua terdapat disini sebagai suatu potensi (avyakta-bhava).

Siva menamakan tempat ini sebagai Siva-Sthana Vaisnava menamakan Prakerti-Purusa-Sthana. Parama-brahma, parama-hangsa, parama jyotih, kula-sthana, dan parama-siva-akula. Ataupun nama yang disebutkan, semua bicara tentang hal yang sama. Menembus ke enam cakra bahkan sampai pada Sahasrara Cakra (cakra rahasia) merupakan masalah terpenting yang di bahasa dalam tantra, dan juga merupakan praktek yoga yang di laksanakan. Cara pelaksanaannya secara mendetail hanya bisa di pelajari melalui guru, tetapi prinsipnya pada umumnya dapat di ajarkan secara meluas, yaitu bahwa chit hanya dapat di sadari di sahasrara cakra sebagai berikut : Jivatman di dalam jasad yang halus, yang merupakan wadah bagi panca prana, tiga aspek jiwa yaitu: manas, ahamkara dan budhi, panca karmendriya dan panca jnanadriya di stukan dengan Kulakundalini. Kandarpa atau kama-vayu (enersi karma) di muladhara yang merupakan bentuk dari Apana-Vayu di berikan dorongan untuk berputar ke kiri dengan demikian api yang meliputi kundalini di nyalakan. Dengan vija “hung” dan dengan panasnya api yang di nyalakan itu, kundalini yang tidur melingkar itu di bangunkan. Devi yang tertidur di sekitar svayambhu-linga, dengan lingkaran tiga setengah putaran dan setengah tubuhnya menutupi saluran ujung bawah dari brahma-dvara, setelah di bangunkan itu akan memasuki pintu-pintu di atasnya dan naik ke atas, menyatu dengan jivatma.

Dalam perjalanan ke atas itu, Brahman, Savitri, Dakini-sakti, Sakti, Deva-devi, vija dan vriti, melarut ke dalam tubuh kundalini. Mahimandala atau prativi berubah menjadi vija “lang” dan juga melarut ke dalam tubuh kundalini itu. Ketika Kundalini meninggalkan muladhara cakra, yaitu kembang padma yang mula-mulanya kuncup dan menghadap ke bawah, tetapi setelah kundalini terbangun bunga itu mekar dn menghadap ke atas, tetapi ketika kundalini meninggalkannya kuncup kembali dn menghadap ke bawah. Ketika Kundalini tibba di Svadhisthana-cakra kembang padma itu tebuka dan menghadap ke atas. Dengan masuknya Kundalini, maka mahavisnu, mahalaksmi, sarasvati, rakidi, sakti, deva, matrika dan vriti, vaikuntadhama, golaka,dan deva-devi yang bermukim di sana melarut dalam tubuh kundalini. Prativi melarut menjadi vija “ Lang” dan menyusup ke dalam apah, dan apah berubah menjadi vija “ Vang’ danmenyusup ke dalam tubuh kundalini. Kundalini di dorong naik ke atas lagi, menyentuh manipura-cakra, masuk kedalamnya, kembang itu mekar dan semua unsur yang ada di dalamnya di serap oleh kundalini. Vija “Vang” yang di bawa dari Svadhisthana-cakra melarut kedalam api, dan berubah menjadi vija “Rang” dan larut ke dalamtubuh Kundalini. Cakra ini di sebut juga Brahma-granthi (simpul Brahma). Penembusan cakra ini mungkin mengakibatkan sakit, cacat isik dan bahkan menjadi berpenyakitan. Karena itulah bimbingan guru sangat di perlukan, sehingga dapat di berikan latihan-latihan khusus yoga tertentu agar menembus cakra yang berbahaya ini dapat di hindari, namun sadhakapun masih bisa melanjutkan proses perjalanan kesadaranya menuju ke tingkat yang lebih tinggi.

Selanjutnya kundalini masuk kedalam Anahata-cakra dan semua unsur yang berda di dalam cakra tersebut melarut ke dalam tubuh kundalini. Vija teja “ Rang” berubah menjadi vija vayu “ Yang” dan merasuk ke dalam kundalini. Cakra ini di sebut juga Visnu-granthi (simpul wisnu). Dari sana kundalini melanjutkan peerjalanannya ke atas menuju istana bharati (atau sarasvati) di Visudha cakra. Setelah kundalini masuk kesana, Ardhanarisvara Siva, Shakini, enam belass huruf hidup, mantra sebagai berikut, melarut ke dalam tubuh Kundalini. Dengan menembus lalana cakra. Devi tiba di Ajna-cakra, dan di sana Parama-siva, sidha kali, Deva-deva, guna dan semua yang lain yang ada di tempat itu larut ke dalam tubuh Devi. Vija akasha “Hang” melarut ke dalam Manas-cakra dan jiva itu sendiri selanjutnya larut ke dalam kundalini. Ajna cakra itu juga di kenal sebagai Rudra-granthi (simpul Rudra atau siv). Setelah cakra ini di tembus dengan gerakannya sendiri Kundalini bersatu dengan ParamaSiva dan di dalam perjalanannya ke atas selanjutnya ke dalam tubuhnya itu melarut niralamba puri, pranaya, nada, dan sebaginya.

Didalam perjalanan ke atas selanjutnya, Kundalini menyerap dua puluh empat tatva mulai dari panca-maha-bhuta, dan seterusnya, dan akhirnya menyatukan diri dengan paramaSiva. Inilah proses Maithuna (sanggama) dari sattvika-pancatatva Amritayang tercurah dari persatuan itu membanjiri ksudrabrahmanda dari tubuh manusia. Ketika itulah sadhaka menemukan kesejatian wujud semesta dan merasakan apa yang di sebut kebahagiaan abadi.

Sadhaka lalu memikirkan vayu-vija “ Yang” di pikirkan mengalir melalui lubang hidung kiri memasukkan udara melalui ida, melakukan japa terhadap bija enampuluh empat kali. Kemudian pikirkan “Manusia hitam karena dosa” (papaphurusa) di dalam rongga perut di keringkan oleh udara, dan dengan pikiran tetap demikian, keluarkan nafas melalui lubang hidung kanan pingala melakukan japa terhadap vija tiga puluh dua kali. Sadhaka lalu memusatkan pikiran kepada vija “Rang” yang warnanya merah di Manipuracaraka, tarik nafas enam belas japa. Ketika mengucapkan japa pikirkan “ manusia hitam penuh dosa” itu tebakar dan menjdai abu. Tarik nafas dnegan lubang hidung kanan mengucapkan tiga puluh dua kali japa. Renungkan chandravija “Thang”. Tarik nafas melalui lubang hidung kiri(Ida), japa dengan vija itu enam belas kali, tutup kedua lubang hidung dengan japa sebanyak enampuluh empat kali, dan keluarkan melalui lubang hidung kanan (pingala) seraya melakukan tiga puluh dua kali japa. Ketika menarik nafas, menahan nafas, dan mengeluarkan nafas terus menerus bayangkan bahwa perwujudan dewa sedang di bentukoleh amitra (yang di bentuk oleh semua huruf-huruf, natrikavarna) menetes dari bulan. Dengan cara sama, di gunakan vija ‘Vang’, pembentukan jasad dewata itu di lanjutkan dan dengan vija “Lang” dan pembentukan perwujadan dewata itu selesai dan memiliki kekuatan terakhir dengan menggunakan mantra “ Song-Hang” , sadhaka menggiring jivatma menuju ke hrdaya (sekitar jantung). Demikianlah kundalini, setelah menikmati persatuannya dengan paramasiva, kembali ke tempatnya semula. Ketika melewaticakra-cakra itu, apa yang tadinya di serap, sekarang di keluarkan lagi dan menempatkan diri di tempatnya masing-masing seperti sedia kala. Demikianlah Kundalini kembali ke Muladharacakra dan seluruhnya itupun kembali kepada posisi seperti Kundalini itu masih tidur.

Selanjutnya di jelaskan bahwa seseorang bhakta dengan pengendalian nafas/ pranayama sesuai dengan ketentuan yang ada menggerakkan memperbesar prana dan kemudian menggerakkan cakra satu persatu sampai menjadi gerakan yang serasi. Prana kemudian di pusatkan kepada salah satu Dewa yang di puja kemudina di tingkatkan kepada dewa tertinggi/ ubun-ubun maka sampailah prosesnya kepada puncak yakni berada pada situasi : heneng, hening, henang, henung atau berada dalam diam (sira meneng ana meneng) sebagaimana di sebut di dalam Aji Sang Hyang Dharma, kemudian akan di capai “Sang Hyang Jat Mika” yang tertinggi atau Sang Hyang Moksiana atau Sang Hyang Kelepasan atau (Nora Lewat po saking riki, sang kalepasan aranira). Lontar kalepasan, hal 7). Umumnya ajaran ini sangat di rahasiakan hanya dapat di ajarkan oleh pendeta, bhakta yang telah siap mental an tekun menjalankan dharma kepanditaannya.

Ajna Chakra atau Mata ke tiga

Ajna Chakra atau Mata ke tiga

merupakan cakra yang terletak diantara kedua alis

pemahaman Ajna Chakra

Ajna cakra juga dinamakan paramakula dan mukta treveni, karena dari sini trinadi, yaitu Ida, Pingala, dan Sushumna berpisah menuju ke tujuan masing-masing. Ajna cakra ini seperti kembang padma yang berdaun bunga hanya dua helai, terletak di sela-sela alis mata. Di sini  tidak terdapat tattva dari Mahabhuta yang kasar itu lagi, tetapi tattva yang halus dari jiwa mulai muncul disini. Hakarardha atau setengah dari aksara La terdapat juga disini. Pada kedua helai daun bunganya itu terdapat varna merah dengan bunyi hang dan ksang.
 
Didalam sari bunganya tersembunyi vija “Ong” di semua bagian cakra ini masih bekerja Tri guna sattva, rajas dan tamas. Di dalam mandala berbentuk segitiga di dalam bunga itu terdapat linga yang bersinar-sinar (tejo-maya) dalam bentuk pranava (pranavakriti) yang disebut Itara. Para Siva dalam perwujudan bangsa (hangsa-rupa), juga disana dengan sakti Sidha-Kali. Pada tiga sudut segitiga itu berdiri Brahma, Visnu dan Maheswara. Di dalam cakra ini bersthana Hakini-Sakti yang putih, berkepala enam dan berlengan empat melakukan pose jnana-mudra, memegang tengkorak, damaru dan tasbih

Cakra Tenggorokan atau Visudha Chakra

Cakra Tenggorokan atau Visudha Chakra 

letaknya disekitar tenggorokan/leher

Pemahaman Visudha Chakra

Visudha cakra atau Bharatisthana, tempat kedudukan Devi yang menguasai ucapan, terletak pada ujung bawah kerongkongan (kanta-mula). Tattva cakra ini ialah “ether”. 


Padma disini dilihat seperti api yang dilihat melalui asap. Berdaun bunga enam belas, varna aksara merah, berbunyi ang, ang, ing, ing, ung, ung, ring, ring, lring, lring, eng, aing, ong, aung, ang, ah, di sini juga terdengar tujuh not musik shadaja, risabha, gandhara, madhyama, pancama, daivata, nisada, racun (pada helai daun bunga kedelapan) : hung, phat, vaishat, vasvhat, svadha, svaha, namah, dan amrita (pada daun bunga keenam belas). Di dalam sari bunga terdapat mandala berbentuk segitiga didalamnya Siva-Sakti mewujudkan diri menjadi Ardanarisvara. Disana terlihat juga wilayah bulan purnama dan ether, lengkap dengan vija “hang”. Akasa-mandala itu transparan dan bentuknya bulat. Akasa disini sendiri berpakaian serba putih menunggang gajah putih. Bertangan empat memegang pasha (jerat), kaitan untuk memacu gajah (angkusa), tangan yang lain melakukan mudra untuk memberikan berkah dan mengusir bencana. Siva itu putih berkepala lima, bermata tiga, sepuluh lengan, berkain kulit harimau. Didekatnya berdiri Sakti Sakini, berbusana kuning, berlengan empat, memegang busur, panah, jerat dan angkus.

Diatas cakra ini dipangkal langit-langit (talumula) tersembunyi sebuah cakra yang disebut lalana, dalam beberapa pustaka Tantra juga dinamakan Kalacakra. Bentuknya seperti kembang padma merah berdaun bunga dua belas, menguasai vritti berikut : 
  1. sraddha (keyakinan), 
  2. santosa (kepuasan, 
  3. ketentraman jiwa), 
  4. aparadha (rasa bersalah), 
  5. dama (Penguasa diri), 
  6. mana (kemarahan), 
  7. sneha (rasa sayang dan melindungi), 
  8. shoka (kesedihan), 
  9. kheda (kecewa), 
  10. suddhata (kemurnian), 
  11. arati (ketidakterikatan), 
  12. sambrama (kacau), 
  13. urmmi (nafsu makan, keinginan)
Jika Visuddha cakra ini lebih aktif, bisa menyebabkan seseorang mampu mendengar suara yang kadang-kadang memberi berbagai anjuran kepadanya. Bila cakra ini lebih aktif maka ia akan menjadi waskita pendengaran mampu mendengar suara-suara dari alam halus

Senin, 20 Juli 2015

Cakra Jantung atau Anahata Chakra

Cakra Jantung atau Anahata Chakra

Chakra Jantung sebagai chakra keempat dikenal sebagai pusat tubuh intuisi, dimana chakra jantung ini adalah pusat dari cinta kasih, kasih sayang seluruh perasaan yang positif dan halus. 

Pusat cinta; rasa kasihan; energi jiwa yang lebih tinggi; rasa cinta tanpa syarat; cinta yang menyembuhkan; energi yang bersatu dengan sentuhan; cinta diri; impersonal namun dalam dan berarti; berhubungan dengan komunitas. 

Chakra Jantung (Anahata)

  • Warna : Cahaya hijau muda atau merah muda. Hijau muda berfungsi untuk pengobatan, merah muda untuk cinta kasih dapat digunakan secara bergantian.
  • Posisi : tengah dada
  • Chakra: memiliki 12 lembar daun. 
  • Elemen : Udara
  • Tanda astro : Leo, Libra
  • Permata: Kuarsa mawar; Kunzite; Turmalin merah muda; Malachite; Aventurin hijau; Peridot; Emerald; Dioptase; Turmalin hijau; Rhodochrosite; Morganite; Calcite merah muda
  • Kelenjar : Thymus
  • Organ : jantung, paru-paru, lengan, tangan, paru-paru, tekanan darah, antibodi, dan indra sentuhan.
  • Fungsi : mencintai diri, mencintai orang lain, pemenuhan hajat hidup, energi mental, kesadaran dan penyembuhan, melepaskan tekanan traumatis emosional, kesadaran jiwa/hati, mengekspresikan cinta dalam tindakan.
  • Disfungsi : gangguan jantung, asma, dan paru-paru
  • Penyebab umum gangguan: Tindakan yang semena-mena terhadap diri-sendiri maupun sesama, rasa takut berlebihan, problem dari orang tua, ketidak pedulian terhadap Tuhan.
Chakra jantung adalah chakra yang amat penting dalam spiritual karena dihubungkan sebagai lambang cinta kasih & penyembuhan. Secara fisik chakra jantung mengatur jantung & kelenjar thymus. Chakra jantung merupakan pusat dari seluruh perasaan halus seperti kasih sayang & cinta kasih. Seseorang dengan chakra jantung yang kecil, kotor atau terhambat akan memiliki kecenderungan egois, sombong, fanatik, tamak/rakus, munafik, & gelisah. Sedangkan chakra jantung yang berkembang dengan baik menyebabkan seseorang penuh dengan rasa cinta kasih & kasih sayang serta dapat berempati terhadap sesama. cakra ini berkait dengan cakra solar plexus kotor dan terumbat cenderung mempunyai ambisi berlebuhan dan tidak terkendali
  • Jika Chakra Jantung Anda KUAT, Anda menikmati hubungan yang nyaman, penuh kasih dan empati di rumah, di tempat kerja dan di komunitas Anda. Anda cocok dengan keluarga Anda. Teman-teman Anda melihat Anda sebagai orang yang dapat diandalkan. Di tempat kerja, Anda dikenal sebagai salah satu orang bisa diajak bicara. Anda merasakan ketulusan dan rasa syukur atas betapa indahnya kehidupan yang Anda jalani dan memiliki sifat belas kasih untuk semua sekitar Anda. 
  • Jika Chakra Jantung Anda LEMAH atau TERTUTUP, Anda cenderung untuk menyabot hubungan Anda dengan ketidakpercayaan, kemarahan, dan perasaan bahwa Anda akan kehilangan kemerdekaan Anda jika Anda terlalu mengandalkan orang lain. Anda mungkin berjuang dengan komitmen, sering mengalami pertengkaran atau kesalahpahaman dengan orang yang Anda cintai, dan selalu merasa was-was atau khawatir bila sampai orang lain melukai hati Anda.
  • Jika itu over-aktif: Anda cenderung sangat “mencintai” orang-orang yang menderita karena Anda dan Anda bisa dinilai sebagai orang egois.

Cakra jantung Kembar

Cakra Jantung terbahagi kepada dua yaitu : Cakra Jantung Depan dan Cakra Jantung Belakang. 
  • Cakra Jantung Depan terletak bahagian tengah dada. Tugasnya mengendalikan dan memberikan tenaga kepada jantung, kelenjar dan sistem peredaran darah. Gangguan fungsi Cakra Jantung Depan akan menyebabkan penyakit jantung dan masalah peredaran darah. Gangguan Cakra Solar Plexus juga menyebabkan Cakra Jantung Depan dan jantung fizikal terganggu fungsinya. Cakra Jantung Depan berhubung erat dengan Cakra Solar Plexus Depan melalui beberapa saluran bioplasmik yang besar dan sehingga batas tertentu juga diberi tenaga oleh Cakra Solar Plexus Depan. Pesakit dengan penyakit jantung biasanya mengalami gangguan fungsi Cakra Solar Plexus Depan. 
  • Cakra Jantung Belakang terletak di bahagian belakang jantung. Ia mengendalikan dan memberikan tenaga kepada paru-paru dan pada tingkatan yang lebih rendah juga mengendalikan dan memberikan tenaga kepada jantung dan kelenjar. Gangguan fungsi Cakra Jantung Belakang akan bermanifestasi sebagai penyakit paru-paru dan asma, batuk kering dan lain-lain. Pemberian tenaga kepada jantung dilakukan melalui Cakra Jantung Belakang. Pemberian prana kepada Cakra Jantung Depan dengan segera akan memberikan tenaga kepada jantung fizikal. Namun tenaga/prana tersebut cenderung akan berkumpul atau tidak menyebar dengan mudah ke bahagian tubuh yang lain. Hal ini menyebabkan sekatan prana/ lebihan prana yang serius. Kerana itu, tidak digalakkan memberikan tenaga dengan kuat kepada Cakra Jantung Depan untuk jangka waktu yang lama. Sepatutnya pemberian tenaga dilakukan melalui Cakra Jantung Belakang yang tidak memiliki pengaruh setempat terhadap jantung fizikal. Lebihan prana dengan mudah dapat mengalir ke paru-paru dan bahagian tubuh lainnya. Seluruh tubuh mendapat tenaga melalui Cakra Jantung Belakang.

Chakra Anahata dapat terus bangkit dan berkembang jika chakra ini dialiri energi Spiritual dan energi 4 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari Chakra Kundalini (Mooladhara). Chakra Anahata memiliki keseimbangan dalam energi, terutama energi Spiritual dan energi 4 Unsur Alam Semesta. Chakra ini bersifat sebagai pembangkit dan penyeimbang sehingga dalam proses keseimbangan energi pada chakra, chakra Anahata dapat menyeimbangkan kekuatan daya tahan tubuh yang terbesar yang berasal dari chakra Manipura (Chakra Pusar).

Pemahaman  Anahata Chakra

Anahata-cakra berbentuk kembang padma merah gelap dengan duabelas daun bunga, terletak disekitar daerah jantung yang harus dibedakan dengan padma hrdaya yang menghadap ke atas dengan daun bunga delapan yang dibahas didalam teks, di mana Ishta devata direnungkan. “udara” berasal dari “ether” demikian tattva di cakra ini.

Pada masing-masing daun bunga yang berwarna merah gelap itu terdapat getaran varna kang, khang, gang, ngang, cang, chang, jang, jhang, nyang, tang, thang, dan dua belas vriti yang dikaitkan dengan itu ialah ashna (harapan), cinta (perhatian, kekawatiran), cesta (usaha), mamata (rasa kemilikan), dambha (kesombongan), vikalata (tak bisa memutuskan), anutapa (penyesalan). Mandalam segitiga di dalam sari bunga padma ini disebut Trikona Sakti, warnanya bagaikan petir. Di dalam mandala ini terdapat vanalinga merah disebut Narayana atau Hiranya-garba, dan didekatnya adalah Isvara dengan saktinya Bhuvanesvari. Berdiri didekatnya ialah Kakini sakti yang bermata tiga, berkilat-kilat, berlengan empat memegang jerat dan piala dan dua tangannya yang lain melakukan mudra memberikan berkah dan mengusir bencana. Devi ini berkalung untaian tengkorak manusia. Ditengah-tengah padma terdapat mandala bersegi enam dengan warnaseperti asap dan lingkaran yang merupakan wilayah Vayu, berwarna abu-abu seperti asap, vayu duduk diatas menjangan hitam. Disinilah terlihat perwujudan atma, meruncing seperti cahaya lampu

Jika Anahata cakra ini sedikit aktif, akan membuat orang secara naluri menyadari perasaan orang lain, misalnya rasa senang dan sedih. Tidak hanya itu, ia dapat mengerti perasaan makhluk-makhluk halus (astral)

Manipura Chakra atau Cakra Pusar (Nabi)

Manipura Chakra atau Cakra Pusar (Nabi)

Cakra utama ketiga dinamai Cakra pusar (Nabhi Cakra/Maniphura Cakra), Chakra Pusat atau dikenal dengan istilah Cakra Solar Pleksus (Cakra Kehidupan) terletak di sekitar daerah pusar diasosiasikan dengan “tubuh mental”, yang mengontrol seluruh pikiran pendapat dan penilaian. Cakra ini mempengaruhi kesehatan organ-organ sekresi yang diwakili oleh kelenjar adrenalin. Cakra ini memberikan kekuatan cita-cita dan keinginan.
Cakra ini memberikan pula kepekaan intuitif terhadap kehadiran makhluk makhluk eterik (makhluk gaib, tempat angker dll. Tenaga prana yang dihasilkan oleh Cakra Pusat ini antara lain adalah prana udara, prana bumi, prana merah dan beberapa jenis prana yang lain.


Chakra Pusar (Manipura)

  • Warna : cahaya berwarna Kuning
  • Chakra: memiliki 10 lembar daun.
  • Posisi : sekitar pinggang, perut (pusar/plexus solaris)
  • Tanda astro : Leo, Sagitarius, Gemini
  • Kelenjar : pancreas, adrenals
  • Organ : perut, hati, kantong empedu, limpa
  • Pusat kekuatan; elemen api; dorongan ego; identitas; kepercayaan diri; energi wanita; “saya mampu” ; emosi-emosi yang musnah, asimilasi pengalaman; pencernaan.
  • Fungsi : pertumbuhan, penyembuhan, menerima dan mengeluarkan energi, tenaga bagi kemauan, tenaga personal
  • Disfungsi : gangguan pencernaan, borok, kencing manis, hypoglycemia, gangguan hati, metabolisme yang menyebabkan kegemukan

Chakra ini amat penting dalam mempertahankan vitalitas seseorang.  Chakra pusar berkaitan erat dengan sifat-sifat yang membawa kecenderungan seperti iri hati, rasa malu, tidak puas, murung, benci & takut (kekurangan rasa aman). Seseorang dengan chakra pusar yang berkembang & bersih maka akan dapat mengatasi hal-hal seperti tersebut di atas & mengubahnya menjadi suatu yang positif seperti rasa aman, puas, gembira, nyaman & percaya diri.
  • Jika Chakra Nabi Anda KUAT, Anda akan dikagumi banyak orang karena rasa percaya diri dan harga diri yang positif dan ideal, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi Anda. Anda tidak pernah takut untuk berbicara mengenai apa yang Anda pikirkan, dan Anda memberdayakan orang di sekitar Anda untuk melakukan hal yang sama. Keluarga, rekan dan masyarakat melihat Anda sebagai individu yang kharismatik. Anda juga mempunyai tekad menggunakan kharisma dan kekuatan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dan nyaman.
  • Jika Chakra Nabi Anda LEMAH atau TERTUTUP Anda cenderung berjuang dengan masalah harga diri, dan perasaan tidak layak. Anda cenderung untuk mempertanyakan diri sendiri ketika menghadapi keputusan penting seperti apakah akan pindah ke kota lain, mengubah karir Anda, menikah dengan pasangan Anda atau untuk memiliki anak. Anda merasa diri seperti menjadi “korban” di dunia ini, dan sering merasa tak berdaya dengan keadaan dan keinginan orang lain. Anda juga sering menderita sakit perut.
  • Jika itu over-aktif: Anda cenderung angkuh dan agresif.

Nabhi Cakra

  • Fungsi & kualitas: Kemurahan hati, kepuasan batin, kelurusan hati, kehormatan batin terhadap kebajikan, kejujuran, kekuatan untuk berkembang.
  • Organ yang diatur: Organ-organ di perut seperti limpa, usus, lambung, dll., sebagian dari liver (hati), dan indra perasa.
  • Penyebab umum gangguan: Minuman-minuman keras, kebiasaan untuk terlalu ketat terhadap diri sendiri, masalah dalam rumah tangga,kemalasan, dan kebiasaan makan yang buruk.

Void (Bhavasagara)

  • Fungsi & kualitas: Stabilitas, kemampuan untuk memimpin dan membimbing diri sendiri, ketegaran pribadi.
  • Organ yang diatur:Organ-organ di perut, alat-alat pencernaan.
  • Penyebab umum gangguan: Terlalu banyak berfantasi, pengetahuan yang salah, mengikuti guru/jalan spiritual yang salah, paham fanatik, ilmu hitam.

Tugas Cakra Pusat mempengaruhi seseorang untuk menarik masuk dan mengagihkan prana. Selama situasi cuaca buruk, jumlah prana udara sangat sedikit. Individu dengan Cakra Pusat yang kurang aktivitinya akan mempunyai kesulitan lebih besar dalam menarik prana udara kerana mereka cenderung merasa lelah, penat ataupun murung daripada manusia biasa.

Chakra Manipura dapat terus berkembang dan aktif jika dialiri energi Spiritual dan energi 4 Unsur Alam Semesta dan energi Shaktiphat dari Chakra Kundalini (Mooladhara). Chakra ini memiliki keseimbangan yang baik antara energi Spiritual dan energi 4 Unsur Alam Semesta sehingga chakra ini bersifat sebagai penyeimbang energi pada saluran pencernaan. Dalam proses keseimbangan energi chakra, chakra Manipura dapat diseimbangkan dengan chakra Anahata.

Pemahaman  Manipura Chakra

Manipura cakra padma keemasan berdaun bunga sepuluh terletak di sekitar daerah pusar : “api” berasal dari “udara” merupakan tattva dari cakra ini. 
Daun-daun bunga itu berwarna seperti iwan, diselubungi di atasnya dengan warna-warna biru dengan suara aksara dang, dhang, nang, tang, thang, dang, dhang, nang,pang, phang

Sepuluh daun cakra dengan huruf-hurufnya mempengaruhi dan menghapus Lajja (rasa malu), Pisunata (kecenderungan kejam), Irsa (iri hati), Susupti (malas, lambat), Visada (murung), Kasaya (kejengkelan), Trsna (hasrat untuk selalu menambah), Moha ( hasrat yang membabi buta, tergila-gila), Grhna (kebencian), dan Bhaya (ketakutan)

Pada sisi-sisi segitiga itu terdapat tanda swastika yang keramat itu. Agni, merah berlengan empat duduk diatas domba. Di depannya berdiri Rudra dengan saktinya Bhadrakali. Rudra berwarna merah terang, dan kelihatan seperti orang tua. Tubuhnya diurapi abu. Bermata tiga dan berlengan dua. Satu tangan dalam posisi memberi berkah, tangan yang lain bersikap mengusir rasa takut. Di dekatnya berdiri Lakini Sakti, berwarna seperti emas cair, mengenakan pakaian kuning dan penuh perhiasan. Dia itu mabuk oleh nafsu. Di atas padma itu terdapat singasana surya. Surya-mandala itu menikmati amrita yang menetes dari bulan